
Supaya
lebih mudah membahas pengertian pantun serta berbagai kata aneh seperti
“Sampiran” dan lainnya itu, lebih baik kita langsung membedah salah satu
pantun berikut ya:
Jalan-Jalan ke rumah nenek
Pulangnya membeli semangka
Muka boleh kelihatan jelek
Tapi hati siapa yang sangka?
Jika kita
memecah pantun tersebut menjadi dua bagian, maka akan terlihat dua
bagian yang berbeda. Bagian pertama akan seperti ini:
Jalan-jalan ke rumah nenek
Pulangnya membeli semangka
Setelah
kita pecah, bagian pertama ini, kalau kita perhatikan, seperti tidak
mempunyai makna apapun. Dua baris awal ini lah yang disebut “sampiran”
dalam puisi. Tujuan dari sampiran adalah memancing pembaca atau
pendengar mengetahui “makna sebenarnya” yang akan disampaikan pada dua
kalimat selanjutnya.
Sementara bagian kedua dari pantun tadi:
Muka boleh keliatan jelek
Tapi hati siapa yang sangka?
Kedua baris ini merupakan “isi” dalam pantun. Baris
ini lah yang sebetulnya ingin disampaikan oleh sang pembuat pantun.
Jadi, ketika pantun ini dibacakan, orang-orang akan menyadari “Oh,
berarti hati seseorang lebih penting daripada fisiknya.” Bukannya “Oh,
kalau dari rumah nenek kita akan beli semangka.”
Hal lain yang penting dalam pembuatan pantun adalah bagian rima a-b-a-b.
Kalau kamu perhatikan, dalam pantun “Siapa Sangka” tadi, rima akhir
kalimatnya berupa “ek”, “ka”, “ek”, dan “ka”. Pengulangan ini disebut
dengan a-b-a-b.
Lain halnya kalau kamu membuat pantunnya menjadi;
Jalan-jalan ke rumah nenek
Pulangnya membeli cobek
Muka boleh keliatan jelek
Udah jelek, peliharannya bebek
Rima yang ada di atas termasuk ke dalam a-a-a-a. Itu artinya, sesuai dengan ciri-ciri pantun yang ada, kalimat tersebut BUKAN tergolong ke dalam pantun. Selain tidak termasuk ke dalam jenis pantun, isinya ngeledekin orang dan tidak nyambung. Jahat! Bisa-bisa orang yang baca jadi sakit hati.
Gimana, sudah mulai paham struktur dari pantun, ‘kan?
Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana cara membuat pantun dengan cepat dan mudah?
Untuk bisa
membuat pantun dengan kecepatan tinggi seperti artis lenong atau
komedian di televisi, tentu hal yang perlu kamu pikirkan pertama kali
adalah: tema!
Tentukan
jenis pantun yang mau kamu buat. Kamu bisa saja membuat jenis pantun
nasehat, pantun asmara, atau jenis pantun jenaka seperti pada contoh di
atas. Setelahnya, buatlah isi (dua kalimat akhir) dari pantun kamu.
Contohnya,
kalau kamu ingin membuat pantun tentang “Larangan Membuang Sampah”, dua
kalimat akhir (isi) dari pantun kamu bisa saja menjadi:
Siapakah ini yang buang sampah
Apakah dia tidak memikrkan kotornya?
Setelah mendapatkan dua baris ini, langkah selanjutnya adalah membuat sampiran pantunmu.
Untuk membuat sampiran ini, kamu perlu memerhatikan rimanya terlebih
dahulu. Carilah kata-kata yang berakhiran sama dengan “sampah” untuk
kalimat pertama dan “kotornya” untuk kalimat kedua. Sehingga pantun kamu
menjadi lengkap seperti ini:
Pohon mangga banyak getah
Di bawahnya ada si nyonya
Siapakah ini yang buang sampah
Apakah dia tidak memikirkan kotornya?
Kalau kita rangkum, urutan membuat pantun dengan cara cepat adalah seperti ini:

Nah, ternyata semudah itu ya cara membuat pantun dengan cepat dan mudah.
(sumber:https://blog.ruangguru.com/cara-cepat-dan-mudah-membuat-pantun)
Komentar
Posting Komentar